Jakartaid – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, mengungkapkan keprihatinannya terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi secara masif di sektor industri, khususnya tekstil. Menurutnya, salah satu penyebab utama adalah maraknya impor ilegal yang membanjiri pasar dalam negeri.
Dalam pertemuan bersama Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Presiden KSPI Said Iqbal, serta sejumlah perwakilan pemerintah, Andi Gani menyampaikan bahwa industri lokal tengah dalam kondisi darurat. Ia menegaskan bahwa pemerintah harus segera mengambil langkah nyata untuk melindungi industri nasional dan para pekerjanya.
“Kami sudah teriak sejak lama. Tekanan terhadap industri tekstil dalam negeri semakin berat karena barang-barang impor ilegal masuk tanpa kendali. Ini membuat pabrik-pabrik dalam negeri tak bisa bersaing dan akhirnya melakukan PHK,” ujar Andi Gani.
Ia menambahkan bahwa ancaman PHK bukan hanya terjadi di sektor tekstil, tetapi juga mulai merembet ke sektor-sektor lain. Jika tidak segera ditangani, ia khawatir hal ini akan memicu krisis sosial yang lebih besar.
Andi Gani mendorong pemerintah untuk menertibkan jalur impor, memperketat pengawasan di pelabuhan, serta memberikan insentif kepada industri dalam negeri agar bisa kembali bangkit.
“Kami tidak menolak globalisasi, tapi harus ada keadilan. Buruh tidak boleh jadi korban terus-menerus atas kebijakan yang tidak berpihak,” tegasnya.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan awal untuk membentuk tim kerja antara DPR, serikat buruh, dan pemerintah. Fokusnya adalah mencari solusi cepat atas PHK massal dan memperkuat daya saing industri nasional. Andi Gani menegaskan, pihaknya akan terus mengawal proses ini agar tidak berhenti hanya pada wacana.

