KUNINGAN – Suasana Car Free Day di Jalan Siliwangi, Kuningan, Minggu (9/6), berubah menjadi lebih meriah dan penuh warna. Puluhan anak dari berbagai daerah tampil energik membawakan seni tari dan pertunjukan budaya tradisional dalam acara “Heman Ka Budak”, sebuah helaran budaya yang menggugah antusiasme warga.
Digagas oleh Komunitas Maskumambang di bawah pimpinan Dodon Sugiarto—mantan Kabid Kebudayaan Kuningan—kegiatan ini bukan sekadar tontonan hiburan, tetapi juga sarana edukasi budaya bagi generasi muda. Nama “Heman Ka Budak” merupakan singkatan dari Helaran Mingguan Kebudayaan dan Kesenian Kuningan, program yang pertama kali digagas oleh Bupati Kuningan saat ini, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, sejak 2017 saat menjabat sebagai Kadisdikbud.
Bupati Dian, yang hadir langsung didampingi Ketua TP PKK Hj. Ela Helayati, S.Sos, menekankan pentingnya ruang ekspresi non-akademik bagi anak-anak. Ia menyebut pendidikan karakter berbasis budaya sebagai bagian penting dalam membentuk kepribadian anak sejak dini.
“Anak-anak perlu dikenalkan dengan budaya daerahnya sendiri agar tumbuh rasa bangga dan cinta terhadap warisan leluhur. Mereka bukan hanya generasi penerus, tapi juga pewaris nilai-nilai luhur daerah,” ungkap Bupati Dian.
Ia juga menyinggung derasnya arus budaya asing seperti K-Pop yang menyita perhatian anak muda, dan mengajak masyarakat untuk menyeimbangkannya dengan penguatan budaya lokal.
Lebih dari sekadar pertunjukan, helaran ini diharapkan mampu membentuk keberanian, rasa percaya diri, dan membangun interaksi sosial antarwarga. Bahkan, Bupati Dian menyebut potensi besar Heman Ka Budak sebagai daya tarik wisata budaya.
“Kuningan punya modal lengkap: alam yang cantik, budaya yang kaya, dan masyarakat yang kreatif. Jika kita kelola ini bersama, saya yakin Kuningan bisa dikenal lebih luas, bahkan ke tingkat internasional,” ujarnya optimis.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, komunitas budaya, dan keterlibatan masyarakat, “Heman Ka Budak” akan digelar rutin setiap minggu sebagai simbol pelestarian budaya sekaligus ruang ekspresi untuk anak-anak Kuningan.

