KuninganID – Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, menegaskan bahwa kunci masa depan gerakan buruh Indonesia adalah pada profesionalisme dan kemandirian organisasi. Hal itu disampaikan dalam sambutannya di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FSP KEP SPSI yang digelar di Bandung.
“Kita tidak bisa lagi mengandalkan belas kasihan atau bantuan dari luar. Serikat pekerja harus mandiri, kuat secara finansial, dan dikelola secara profesional,” ujar Andi Gani di hadapan ratusan peserta Rakernas, Kamis (26/6/2025).
Rakernas ini diikuti lebih dari 200 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari pengurus pusat, daerah, hingga perwakilan unit kerja di perusahaan. Dalam forum ini, Andi Gani menekankan pentingnya penguatan struktur organisasi yang modern dan adaptif.
Menurut Andi Gani, tantangan buruh Indonesia hari ini semakin kompleks. Selain persoalan upah dan jaminan kerja, serikat pekerja juga menghadapi tantangan digitalisasi, investasi asing, dan kebijakan pemerintah yang sering berubah cepat.
“Kalau organisasi kita kuat dan profesional, maka kita bisa jadi mitra strategis pemerintah dan pelaku industri. Tapi kalau masih lemah dan bergantung, kita hanya akan jadi penonton,” katanya.
Ia juga meminta seluruh jajaran pengurus di semua tingkatan agar aktif merumuskan program kerja berbasis kebutuhan nyata buruh, bukan hanya formalitas.
Andi Gani juga menyoroti pentingnya membuka ruang lebih luas bagi perempuan dan generasi muda dalam kepengurusan organisasi buruh. Menurutnya, keberlanjutan gerakan buruh tidak akan tercapai jika tidak ada regenerasi.
“Jangan takut memberikan ruang kepada anak muda. Kita harus dorong lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang lahir dari akar rumput,” ujarnya.
Rakernas ini dijadwalkan menghasilkan sejumlah keputusan penting, termasuk:
- Rekomendasi kebijakan nasional untuk sektor kimia, energi, dan pertambangan.
- Panduan organisasi yang seragam dan profesional.
- Rencana kerja jangka pendek dan menengah yang berbasis evaluasi.
Andi Gani berharap hasil Rakernas kali ini dapat menjadi langkah konkret menuju organisasi buruh yang kuat, mandiri, dan berpengaruh secara nasional maupun internasional.(Red)

