KUNINGAN– Yayasan Talaga Kasih Nusantara terus mematangkan persiapan pelaksanaan program Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak di Kabupaten Kuningan. Program ini merupakan bentuk komitmen yayasan dalam mendukung upaya pemerintah menekan angka stunting sekaligus mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045.
Ketua Yayasan Talaga Kasih Nusantara, Linda Kartika Dewi, mengatakan pihaknya telah menyelesaikan proses verifikasi dari Badan Gizi Nasional (BGN) dan kini tengah menunggu izin operasional dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan sebelum mulai beroperasi penuh.
“Alhamdulillah, seluruh proses verifikasi dari Badan Gizi Nasional sudah kami selesaikan. Saat ini kami tinggal menunggu izin resmi dari Dinas Kesehatan sesuai petunjuk teknis yang berlaku,” ujar Linda, Senin (20/10).
Linda menjelaskan, setiap dapur MBG akan dikelola secara mandiri dan profesional dengan menempatkan juru masak utama (chief cook) di setiap titik. Para juru masak tersebut telah dilatih khusus untuk mengolah makanan sehat dan bergizi sesuai standar keamanan pangan serta kebutuhan gizi harian penerima manfaat.
“Setiap dapur kami kelola secara mandiri dan profesional. Ada juru masak utama di tiga titik yang kami latih khusus agar mampu mengolah makanan sehat, bergizi, dan sesuai takaran kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, yayasan juga melibatkan warga setempat sebagai relawan dan menggandeng UMKM lokal sebagai pemasok bahan pangan. Langkah ini diambil agar program tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar lokasi dapur.
“Kami ingin program ini berdampak ganda — tidak hanya memperbaiki gizi, tapi juga menggerakkan ekonomi lokal. Bahan pangan kami ambil dari UMKM sekitar agar rantai pasok lebih efisien dan memberdayakan warga,” tambah Linda.
Setiap dapur nantinya akan dikelola oleh 47 tenaga kerja, terdiri atas juru masak utama, asisten dapur, petugas distribusi, dan tim kebersihan. Selain itu, dapur akan didampingi oleh tiga tenaga ahli dari BGN yang meliputi ketua, kepala SPPI, dan ahli gizi.
Linda menegaskan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi lintas sektor, baik dari pemerintah daerah, tenaga kesehatan, maupun masyarakat.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan dukungan dan supervisi berkelanjutan agar dapur MBG ini benar-benar menjadi contoh penerapan dapur sehat dan aman di tingkat daerah,” ujarnya.
Yayasan Talaga Kasih Nusantara menargetkan seluruh dapur MBG dapat beroperasi dalam waktu dekat sebagai langkah konkret memperkuat ketahanan gizi masyarakat menuju Kuningan sehat, kuat, dan bebas stunting.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kramatmulya, Ilah Lilahsah, menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan program tersebut. Ia menilai, fasilitas dapur yang dibangun telah memenuhi standar operasional prosedur (SOP) kesehatan, baik dari sisi infrastruktur maupun pengelolaan bahan pangan.
“Fasilitas dapur di Puskesmas Selamat Mulya sudah lengkap dan sesuai SOP. Mulai dari area cuci tangan, pemisahan bahan makanan basah dan kering, hingga sistem pengelolaan sampah yang bekerja sama dengan pemerintah desa, semuanya tertata dengan baik,” ujar Ilah.
Selain memastikan aspek fisik dan teknis, Ilah juga menegaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala bagi petugas dapur untuk menjamin keamanan dan mutu makanan yang dihasilkan.
“Petugas dapur adalah ujung tombak keberhasilan program ini. Karena itu, pemeriksaan kesehatan rutin wajib dilakukan agar mereka tetap dalam kondisi prima dan terhindar dari risiko penyakit menular,” tambahnya.
Dari total tujuh dapur di wilayah Kecamatan Kramatmulya, lima dapur telah resmi beroperasi, sementara dua lainnya masih menunggu giliran launching. Sejak program ini dijalankan, belum ada laporan kasus keracunan makanan — indikator awal keberhasilan penerapan prinsip dapur sehat.
Ilah berharap program ini dapat terus dikembangkan dan menjadi contoh bagi wilayah lain di Kabupaten Kuningan dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan produktif.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap makanan yang dikonsumsi masyarakat berasal dari dapur yang sehat, bersih, dan aman. Dengan kolaborasi lintas sektor, kita bisa wujudkan Kuningan yang lebih sehat,” pungkasnya.

