KUNINGAN – Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kabupaten Kuningan menghadirkan pendekatan baru dalam merawat hubungan dengan masyarakat melalui program Hari Aspirasi. Setiap hari Selasa, ruang Fraksi PKS terbuka sebagai forum publik, di mana warga, kader, maupun simpatisan bebas menyampaikan pendapat, keluhan, hingga gagasan secara langsung.
Ketua Fraksi PKS, Saepudin, menegaskan bahwa Hari Aspirasi bukan sekadar rutinitas, melainkan langkah konkret membumikan politik partisipatif. “Ini ruang rakyat untuk menyampaikan kontrol, masukan, bahkan kritik. Tidak terbatas untuk pendukung PKS saja, semua warga dipersilakan,” ungkapnya.
Baca juga: Tour de Linggarjati 2025 Siap Gaet Peserta Mancanegara, Jadi Ajang Sport Tourism Kelas Asia Tenggara
Berbagai persoalan disampaikan warga, mulai dari permintaan pembangunan infrastruktur, keluhan soal pelayanan publik, hingga usulan program pemberdayaan ekonomi. Aspirasi-aspirasi ini tidak berhenti sebagai catatan, melainkan disusun sebagai bahan pokok pikiran DPRD.
Tak hanya berfungsi sebagai wadah penyampaian keluhan, Hari Aspirasi juga menjadi ajang konsolidasi internal partai. Dalam setiap pertemuan, relasi antara struktur partai, masyarakat, dan para tokoh lokal semakin diperkuat, menciptakan dinamika politik yang lebih sehat dan terbuka.
“Sering kali yang datang bukan hanya menyampaikan masalah, tapi juga menawarkan solusi. Ini memperkaya perspektif kami dalam mengambil kebijakan,” ujar Saepudin.
Model politik berbasis komunitas yang diterapkan PKS secara nasional juga diterjemahkan secara konsisten di Kuningan. Selain Hari Aspirasi, Fraksi PKS aktif menggelar reses tematik, kunjungan lapangan, hingga program PKS Menyapa ke berbagai pelosok.
Namun, Saepudin menegaskan bahwa tidak semua aspirasi bisa langsung dipenuhi. Keterbatasan anggaran daerah menjadi kendala yang kerap dihadapi. “Banyak usulan bagus, tapi semua harus melalui proses penganggaran di KUA-PPAS dan baru bisa dijalankan pada tahun berikutnya,” jelasnya.
Karena itu, edukasi tentang sistem anggaran menjadi bagian penting dalam Hari Aspirasi. “Kalau warga tahu bagaimana prosesnya, mereka akan lebih rasional dalam menaruh harapan. Ini bagian dari pendidikan politik juga,” tambahnya.
Baca juga: Sorabi Jadi Simbol Kebangkitan UMKM di Kuningan Lewat Program PENA
Dengan jadwal yang rutin dan keterbukaan yang dijaga, Hari Aspirasi diharapkan menjadi tradisi baru dalam perpolitikan daerah—bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tapi ruang nyata bagi warga untuk ikut serta dalam pembangunan daerah.
“Politik bukan soal elektabilitas semata, tapi tentang keberanian untuk hadir dan mendengarkan. Wakil rakyat harus bisa didatangi, bukan hanya muncul saat kampanye,” tutup Saepudin.(Red)

