KUNINGAN – Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) menggelar Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Pencegahan Kebakaran Hutan di Auditorium Linggarjati, Rabu (13/8). Kegiatan ini dihadiri anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKB, Hj. Rina Sa’adah, Lc., M.Si., serta Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., yang menjadi salah satu narasumber.
Rakor tersebut bertujuan menyinergikan rencana aksi pencegahan, pemadaman, dan penanganan pasca kebakaran hutan, khususnya di kawasan TNGC.
Bupati Dian menegaskan aparat harus bertindak tegas terhadap pihak yang menjadi penyebab kebakaran hutan. “Kebakaran hutan bukan hanya akibat gejala alam, tetapi sering karena kelalaian bahkan kesengajaan manusia. Saya titip kepada Pak Kapolres agar menindak tegas tanpa ampun pelaku pembakaran hutan,” tegasnya.
Ia memaparkan, sepanjang 2024 tercatat 629 kejadian kebakaran hutan di Indonesia yang menghanguskan lebih dari 283 ribu hektare. “Kita tegakkan komitmen menjaga lingkungan. Rakor ini jangan hanya seremonial, tapi harus menumbuhkan kesadaran kolektif menjaga kelestarian alam,” ujarnya.
Bupati juga menginstruksikan pembentukan posko kesiapsiagaan, pemantauan real time, piket malam, hingga edukasi masyarakat untuk tidak membakar lahan. Para camat diminta menggerakkan kepala desa dan lurah mengambil langkah preventif.
Sementara itu, Hj. Rina Sa’adah mengungkap potensi kebakaran di TNGC mencapai 3.000 hektare atau sekitar 20 persen luas wilayah taman nasional. “Banyaknya semak belukar dan alang-alang di wilayah utara dan barat daya menjadi titik rawan. Saya mengajak seluruh warga Kuningan menjaga keberadaan hutan Ciremai. Apresiasi saya sampaikan kepada TNI, Polri, TNGC, dan BPBD atas kerja samanya,” katanya.
TNGC membentang di tiga kabupaten, dengan sebagian besar wilayahnya berada di Kuningan, sisanya di Majalengka dan Cirebon. Keberadaan Gunung Ciremai dinilai sebagai anugerah besar yang harus dijaga bersama.

