KUNINGAN – Pemerintah Kabupaten Kuningan bersama Polres, Badan Pusat Statistik (BPS), Perum Bulog, dan kelompok tani menggelar Rapat Koordinasi Panen Raya Jagung Kuartal III serta rencana luas tanam Kuartal IV di Aula Rupatama Polres Kuningan. Rakor ini menjadi langkah strategis memperkuat peran Kuningan sebagai daerah penyangga ketahanan pangan nasional.
Hadir dalam rakor tersebut Pj Sekretaris Daerah sekaligus Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si.; Wakapolres Kuningan, Kompol Deny Rahmanto; Kepala BPS Kuningan, Urip Sugeng Santoso; perwakilan Bulog Cabang Cirebon, Windu; serta kelompok tani dari berbagai kecamatan.
Kompol Deny Rahmanto menegaskan kesiapan distribusi bibit jagung. “Sebanyak 15 ton bibit sudah tersedia. Tinggal gaspol menanam. Kami bersama Diskatan akan kawal distribusi agar tepat sasaran. Terima kasih kepada para petani atas dedikasi dan semangatnya,” ucapnya.
Sementara itu, Dr. Wahyu Hidayah menekankan pentingnya memanfaatkan musim kemarau basah untuk memperluas lahan tanam. “Hari ini bukan hanya soal panen, tapi menjamin keberlanjutan. Jangan ada lahan menganggur. Pemerintah hadir, petani bergerak, hasilnya untuk semua,” tegasnya.
Ia menambahkan, jagung merupakan komoditas strategis yang harus dikuasai Kuningan. “Kita harus jadi pemain utama, bukan penonton. Dengan sinergi pemerintah, Polri, Bulog, dan BPS, kesejahteraan petani naik, harga terjaga, pangan aman,” tandasnya.
Dari sisi data, Kepala BPS Kuningan, Urip Sugeng Santoso, menegaskan pentingnya akurasi pemantauan produksi berbasis rumah tangga di 15 kecamatan agar kebijakan pangan tepat sasaran.
Sementara itu, perwakilan Bulog, Windu, menyatakan komitmen menyerap hasil panen langsung dari petani. “Harga jagung Rp5.500/kg untuk kadar air 18–20% dan Rp6.400/kg untuk kadar air 14%. Petani cukup siapkan karung baru 50 kg, kami jemput langsung. Bahkan kami siap bermitra dengan pengusaha dryer demi kualitas yang lebih baik. Negara hadir, petani tidak sendirian,” ujarnya.
Rakor ini menegaskan bahwa keberhasilan panen dan perluasan tanam jagung bukanlah kerja satu pihak, melainkan hasil sinergi semua elemen. Dengan dukungan penuh, Kuningan optimis memperkokoh posisinya sebagai penyangga jagung nasional.

